H.U.S.N.U.D.Z.O.N.
.
.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya dihabiskan untuk apa, tentang ilmunya bagaimana mengamalkannya, tentang hartanya; diperoleh dari mana dan dibelanjakan ke mana, serta tentang tubuhnya digunakan untuk apa.” (HR. Tirmidzi).
.
.
Kata Rasul, harta termasuk perhiasan dunia. Di tangan orang shalih, harta bisa menjadi sarana mendekatkan diri pada Allah Ta'ala. Tapi, di tangan orang fasik, harta justru berpotensi memberatkan dirinya kelak di pengadilan Allah Ta'ala. .
.
Maka, ketika ada orang fasik, bahkan kafir, tetapi ia bergelimang manisnya dunia, tak usah iri apalagi gundah gulana. Bisa jadi, itu istidraj buat mereka. Allah sedang mengumbar dan membikin mereka melambung angan-angan dan hawa nafsunya. Sampai ketika tiba waktunya, mata mereka akan terbelalak dan ternganga tatkala mengetahui bahwa manisnya dunia itu ternyata menjerat mereka di pengadilan Allah Ta'ala.
.
.
Sebaliknya, ketika ada orang yang tampak khusyuk dan begitu tertib menjaga diri dari dosa, tapi hidupnya begitu-begitu saja, bahkan fakir tanpa jeda, mungkin itu wujud kasih sayang Allah Ta'ala untuk dia. Dengan minimnya dunia yang melekat pada orang itu, Allah ingin meringankan dan memudahkan hisabnya kelak di hari pembalasan, yang setiap amal makhluk tak akan luput dari perhitungan-Nya.
No comments:
Post a Comment